Rabu, 12 Oktober 2011

Meminimalkan Salah Tembak dengan GPS


Modular Advance Armed Robotic Systems (MAARS)-wired.com

MEMASUKI abad ke-21, teknologi tingkat tinggi berkembang di berbagai bidang kehidupan. Mulai industri, transportasi, hingga pertahanan. Sistem persenjataan juga mulai dibangun dengan teknologi robot. Pada 5 Juni lalu, Qinetiq -pabrikan robot asal Inggris- melepas produk peranti pertahanan terbarunya, Modular Advance Armed Robotic Systems (MAARS).

MAARS merupakan robot perang yang berbentuk mirip tank. Namun, ukurannya lebih kecil dan tanpa penumpang. Robot itu dilengkapi dengan berbagai fitur. Ia mampu dikoneksikan dengan berbagai perangkat tambahan sehingga memungkinkannya untuk digunakan dalam tiga modus penyerangan: tidak mematikan, semi mematikan, dan sangat mematikan.

Untuk modus tidak mematikan, misalnya, sebagai alat untuk membubarkan kerumunan massa. Robot bisa digunakan mentransmisikan suara penonton melalui loudspeaker. Juga, menembakkan sinar laser untuk menakut-nakuti massa.

Modus semi mematikan digunakan untuk sekadar melumpuhkan sasaran. Contohnya, menembakkan peluru karet, gas air mata, atau asap.

Sebagai senjata pembunuh, MAARS tak kalah ampuh. MAARS mampu melontarkan granat berdaya ledak tinggi dengan kaliber 40 mm. Dengan ekstensi senapan mesin M240B, robot tersebut bisa menembakkan peluru berkaliber 7,62 mm.

Robot tersebut dibekali kemampuan kontrol digital yang mudah dipelajari. MAARS masih mampu merespons perintah operator. Sekalipun, jaraknya terpisah lebih dari 1 kilometer. Kemampuan itu menjamin keamanan operator jika robot beroperasi di tempat-tempat dengan level bahaya tinggi.

MAARS didesain sedemikian rupa agar pergerakannya lebih lincah dan gesit. Ia mampu melewati berbagai macam permukaan dataran, termasuk tangga. Permasalahan yang muncul dalam setiap robot perang adalah risiko salah sasaran tembak atau kemungkinan menembak rekan sendiri. Namun, MAARS dilengkapi software yang mampu meminimalkan risiko tersebut. Juga, ada GPS yang memungkinkan komandan pasukan mengetahui posisi robot. Dengan demikian, robot pun aman dari bahaya salah tembak oleh pasukan sendiri.

MAARS kali pertama diperkenalkan oleh Qinetiq pada bulan Oktober 2007. (rum/bs)

0 comments:

Posting Komentar