Selasa, 11 Oktober 2011

Memacu imbal hasil di bisnis sewa mobil


Perkembangan bisnis franchise atau waralaba di Indonesia sangat pesat. Jenis usaha yang diwaralabakan pun makin beragam. Tak hanya makanan, bengkel pun diwaralabakan. Bahkan belakangan ini di Pekanbaru, Riau, muncul waralaba sewa mobil atau car rental.

Adalah Anthon Yuliandri, pemilik ACR Rent Car, yang mewaralabakan bisnis sewa mobilnya sejak empat bulan silam. Perusahaan yang berdiri sejak 2006 silam itu sekarang telah berkembang sebanyak dua cabang dengan mobil sewaan sebanyak 150 mobil. "Respons masyarakat cukup baik. Di Pekanbaru ini kami punya 300 pelanggan tetap dari kalangan pertambangan," ungkap Anthon.

Itulah sebabnya, Anthon optimistis, waralaba sewa mobil ini bakal sukses. Lihat saja, meskipun baru empat bulan menjadi pewaralaba, ACR telah menggandeng satu terwaralaba di Samarinda, Kalimantan Timur.
Kepada terwaralaba Anthon pun menjanjikan kemudahan, mulai dari bantuan pemasaran sampai memberikan rekomendasi pula untuk mendapatkan pembiayaan dari bank atau perusahaan leasing. "Kami membantu terwaralaba mendapatkan pembiayaan yang murah dan syariah," ujar Anthon.

Anthon sadar bisnis sewa mobil itu rawan maling. Banyak cerita, mobil sewaan yang dibawa kabur penyewanya. Untuk masalah ini, Anthon telah menerapkan teknologi global positioning system (GPS) untuk setiap mobilnya. Ia perlu membangun sistem keamanan untuk mobil sewaannya. Sebab, dengan sistem ini, keberadaan mobil selalu termonitor oleh kantor.

Untuk menjadi terwaralaba, Anthon menawarkan tiga paket usaha. Yakni, paket ekonomis senilai Rp 50 juta, paket medium sebesar Rp 70 juta, serta paket premium dengan nilai investasi Rp 310 juta.
Anthon menjelaskan, jika terwaralaba memilih paket premium atau paket lengkap, maka seluruh aktivitas hingga bisnis berjalan diurus oleh pewaralaba.

Bagi terwaralaba yang tertarik untuk bergabung dengan paket investasi Rp 310 juta ini, mereka akan mendapatkan beberapa dukungan usaha. Seperti, prosedur sistem operasional ACR, berbagai pelatihan, uang muka untuk kredit empat unit Toyota Avanza, sewa kantor selama setahun, penggunaan nama ACR selama masa kontrak lima tahun, desain interior kantor, dukungan promosi, serta perlengkapan kantor.
Dengan tarif sewa yang bersaing, yakni Rp 500.000 per 12 jam plus biaya tambahan Rp 15.000 untuk setiap jam kelebihan waktu sewa, Anton memperkirakan, omzet per bulan yang mampu diperoleh mitra dengan empat unit mobil sekitar Rp 20 juta.

Dengan omzet segitu, terwaralaba bisa balik modal selama tiga tahun. ACR baru menarik royalty fee setelah usaha berjalan tiga tahun sebesar 2,5% dari omzet.

Menurut pengamat waralaba, Erwin Halim dari Proverb Consulting, perkembangan usaha waralaba pada bidang penyewaan mobil merupakan jenis baru namun prospektif.
Namun, Erwin mengingatkan, ada dua hal penting yang harus diawasi untuk jenis waralaba baru ini, yaitu masalah pengenalan merek dan hal-hal teknis. Hal teknis ini meliputi kondisi mobil, asuransi, pelayanan, dan lainnya.

Pada dasarnya masyarakat ingin jadi terwaralaba dari merek yang sudah terkenal. Selain itu, "Untuk usaha di bidang jasa, khususnya transportasi, maka perusahaan harus membangun kepercayaan pelanggan," ujar Erwin.

0 comments:

Posting Komentar